Selasa, 15 Juli 2014

Teori Apungan Benua - Continental Drift

Teori Apungan Benua (Continental Drift) pertama kali diperkenalkan oleh Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi asal Jerman dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Continents and Oceans” pada tahun 1915.  Alfred Wegener beranggapan bahwa benua-benua yang ada saat ini dahulunya bersatu (benua tunggal) yang dikenal sebagai super-kontinen yang bernama Pangaea. Nama Pangaea sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti "semua daratan”.

Gambar Perkiraan Bentuk Benua Pangaea


Selanjutnya, teori ini terus berkembang hingga ditemukannya bukti-bukti tentang keberadaan super-kontinen Pangaea pada 200 juta tahun yang lalu. Bukti-bukti tersebut diantaranya:

Kecocokan Benua
Apabila potongan-potongan benua yang ada saat ini digabungkan menjadi satu, akan terdapat kecocokan bentuk-bentuk benua yang dapat membentuk suatu daratan besar, yaitu super-kontinen Pangaea. Salah satu kecocokan tersebut dapat ditemukan pada kemiripan garis pantai yang ada di benua Amerika Selatan bagian Timur dengan garis pantai benua Afrika bagian Barat. Kedua garis pantai ini apabila dihimpitkan satu dengan lainnya akan saling berhimpit.

Gambar Ilustrasi Penggabungan Potongan Benua


Persebaran Fosil
Persebaran binatang dan tumbuhan di muka bumi ini sangat tersebar luas. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil binatang dan tumbuhan, seperti :
  • Fosil Cynognathus, reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun yang lalu, dimana fosilnya ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
  • Fosil Mesosaurus, reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai yang hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu, dimana fosilnya ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
  • Fosil Lystrosaurus, reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta tahun yang lalu, dimana fosilnya ditemukan di benua benua Afrika, India, dan Antartika.
  • Fosil Clossopteris, tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu, dimana fosilnya ditemukan di benua benua Afrika, Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika.
Ditemukannya berbagai fosil binatang dan tumbuhan dengan kemiripan tertentu di berbagai lokasi di muka bumi ini, menandakan dahulu mereka hidup di satu daratan, yaitu super-kontinen Pangaea.

Kesamaan Jenis Batuan
Jika benua dalam satu waktu bergabung, maka batuan dan pegunungan pada waktu yang sama di lokasi yang berdampingan dan di benua yang berhadapan haruslah cocok. Jalur pegunungan Appalachian yang berada di Timur benua Amerika Utara dengan sebaran berarah Timur Laut secara tiba-tiba menghilang di pantai Newfoundland. Pegunungan yang memiliki umur sama dengan pegunungan Appalachian juga ditemukan di Timur Greenland, Irlandia, Inggris, dan Norwegia. Kedua pegunungan tersebut apabila diletakkan pada lokasi sebelum terjadinya pemisahan / pengapungan, kedua pegunungan ini akan membentuk suatu jalur pegunungan yang menerus. Sehingga, menandakan bahwa dahulu kedua daratan yang terpisah ini adalah satu.

Secara garis besar, teori Apungan Benua (Continental Drift) ini melihat dari unsur-unsur bentuk, struktur, dan umur yang sama atau identik. Namun teori ini masih memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menjelaskan sebab terjadinya benua atau super-kontinen Pangaea pecah, sehingga muncul teori baru Teori Penjalaran Dasar Laut (Sea Floor Spreading).

1 komentar: