Selasa, 15 Juli 2014

Pembentukan Kepulauan Indonesia

Pembentukan kepulauan di Indonesia, dilihat dari ilmu kebumian yang lazim akan berkaitan dengan keberadaan Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic) yang menjelaskan bagaimana proses pembentukan benua akibat pergerakan lempeng di bumi.

Gambar Lempeng Daratan di Indonesia dan Australia

Pergerakan lempeng ini diawali dengan menunjamnya lempeng dasar samudera oleh desakan lempeng benua yang lebih tebal dan keras, sehingga terbentuk palung laut (dasar laut yang dalam dan memanjang). Untuk wilayah Indonesia yang terletak pada pertemuan empat lempeng besar dunia, yaitu Lempeng Eurasia, Indo-Australia, Filipina dan Pasifik menyebabkan wilayah Indonesia menjadi rawan akan gempa bumi, tetapi juga kaya sumber daya mineral.

Gambar Pergerakan Lempeng di Asia Tenggara

Lempeng-lempeng tersebut akan selalu bergerak 5-9 cm per tahun dan akibat massa batuan yang bergerak besar maka energi yang dihasilkan akan besar pula. Hal tersebut akan berdampak pada banyaknya aktivitas vulkanis dan tektonis di Indonesia, sehingga di wilayah Indonesia terbentuk deretan gunung berapi berupa Bukit Barisan di Pulau Sumatera dan deretan gunung berapi di sepanjang Pulau Jawa, Bali dan Lombok.

Gambar Persebaran Ring of Fire di Daratan Bumi

Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, hingga Nusa Tenggara. Pulau-pulau tersebut terbentuk karena adanya aktivitas vulkanisme di bawah permukaan bumi, yaitu adanya lava (cairan larutan magma pijar yang mengalir keluar dari dalam bumi) dan dalam rentang waktu yang sangat lama, lava tersebut memadat dan bertambah besar membentuk sebuah busur pulau. Pembentukan akibat aktivitas vulkanisme ini menyebabkan di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, hingga Nusa Tenggara terbentuk jalur gunung api.

Pulau Kalimantan terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya permukaan bumi, dimana Pulau Kalimantan dahulunya bersatu dengan sebagian daerah Malaysia kemudian terus bergerak ke Philipina dan mendekati daratan Asia.

Pulau Papua merupakan endapan yang berada di dasar laut dalam samudera pasifik dan termasuk dalam lempeng Australia. Akibat adanya tumbukan secara konvergen dimana lempeng pasifik menunjam kebawah lempeng Australia, terjadi pengangakatan pulau Papua dari dasar laut. Pengangkatan ini dibuktikan dengan ditemukannya berbagai fosil kerang dan pasir laut di daerah pegunungan. Selanjutnya daratan yang dahulu menghubungkan Papua dengan Australia kini tenggelam karena pencairan es kutub dan menjadi laut dangkal.

Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng Filipina, Indo-Australia, Eurasia dan lempeng mikro lain di daerah tersebut. Sehingga, Pulau Sulawesi ini merupakan gabungan berbagai lempeng benua yang saling bertumbukan, akibatnya di Pulau Sulawesi ini kaya akan sumber daya mineral dan sering dijumpai gempa bumi, baik akibat aktivitas vulkanisme ataupun pergerakan lempeng.

Gambar Ilustrasi Pembentukan Kepulauan di Indonesia

Teori Lempeng Tektonik - Plate Tectonic

Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic) pertama kali dikemukakan oleh McKenzie dan Robert Parker pada tahun 1967, yang kemudian disempurnakan oleh J. Tuzo Wilson. Teori ini menyempurnakan teori-teori sebelumnya menjadi satu kesatuan konsep sehingga bisa lebih diterima oleh para ahli geologi.

Teori ini menerangkan tentang proses dinamika bumi yang mengakibatkan adanya jalur pegunungan dan adanya gempa. Kulit atau kerak bumi disini dinamakan sebagai litosfer (sebuah lempengan keras) yang mengambang di atas cairan kental yang dinamakan sebagai astenosfer. Lempengan-lempengan kulit bumi ini bergerak karena pengaruh arus konveksi yang terjadi pada astenosfer. Gerak lempengan tektonik ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
  • Konvergensi, yaitu merupakan gerakan antar lempeng yang saling mendekat sehingga terjadi tumbukan, tumbukan ini dapat mengakibatkan satu lempeng menunjam ke bawah lempeng yang lain. Lempengan tersebut dapat terjadi antar lempengan benua maupun lempengan samudera. Kemudian zona berupa jalur tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng dasar samudera disebut sebagai zona subduksi (subduction zone).
  • Divergensi, yaitu merupakan gerakan saling menjauh antar lempengan. Jarak pisah antar lempengan itu nantinya akan diisi dengan kerak lempengan yang baru. Adapun zona tempat berpisahnya lempeng-lempeng tektonik ini disebut zona divergen (divergen zone) atau batas lempeng konstruktif. 
  • Transform atau sesar mendatar, yaitu merupakan gerakan saling melewati yang terjadi antar lempengan sehingga terjadi gesekan (tidak bertabrakan). Pada kejadian ini, akan muncul gempa yang sering kali berkekuatan besar. Zona tempat lempengan saling bergesekan ini dinamakan sebagai zona transform (transform zone).
Secara garis besar, teori ini beranggapan bahwa benua tersusun dari satu lapisan, yaitu lapisan darat yang menumpang diatas lapisan samudra yang membelok. Teori ini diinggap relevan dengan pembentukan-pembentukan geologis yang ada di muka bumi, sehingga teori ini masih digunakan sampai saat ini.

Teori Penjalaran Dasar Laut - Sea Floor Spreading

Teori Penjalaran Dasar Laut (Sea Floor Spreading) pertama kali dikemukakan oleh Harry Hess dalam tulisannya yang berjudul “Essay in Geopoetry Describing Evidence for Sea-Floor Spreading” pada tahun 1960. Teori Penjalaran Dasar Laut ini pada dasarnya menjelaskan sebab pecahnya benua karena adanya pergerakan atau aktivitas di dalam inti bumi. Teori ini menganggap bahwa bagian kulit bumi yang berada di dasar samudra mengalami pemekaran yang diakibatkan oleh gaya tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus konveksi yang berada di bagian mantel bumi (astenosfer). Akibat dari pemekaran yang terjadi ini, maka magma yang berasal dari astenosfir kemudian naik dan membeku, kemudian dapat membentuk suatu rekahan. Bukti dari keberadaan teori ini yaitu ditemukannya rekahan yang memanjang di tengah Samudra Atlantik antara Benua Amerika Utara dan Benua Afrika.

Gambar Ilustrasi Rekahan Dasar Laut


Gambar Mid-Ocean Ridge di Samudra Atlantik

Secara garis besar, teori ini beranggapan bahwa pecahnya suatu benua disebabkan oleh adanya aktivitas di dalam inti bumi, tetapi teori ini tidak dapat menjelaskan struktur lapisan bumi, sehingga muncul teori baru Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic)

Teori Apungan Benua - Continental Drift

Teori Apungan Benua (Continental Drift) pertama kali diperkenalkan oleh Alfred Wegener, seorang ahli meteorologi asal Jerman dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Continents and Oceans” pada tahun 1915.  Alfred Wegener beranggapan bahwa benua-benua yang ada saat ini dahulunya bersatu (benua tunggal) yang dikenal sebagai super-kontinen yang bernama Pangaea. Nama Pangaea sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti "semua daratan”.

Gambar Perkiraan Bentuk Benua Pangaea


Selanjutnya, teori ini terus berkembang hingga ditemukannya bukti-bukti tentang keberadaan super-kontinen Pangaea pada 200 juta tahun yang lalu. Bukti-bukti tersebut diantaranya:

Kecocokan Benua
Apabila potongan-potongan benua yang ada saat ini digabungkan menjadi satu, akan terdapat kecocokan bentuk-bentuk benua yang dapat membentuk suatu daratan besar, yaitu super-kontinen Pangaea. Salah satu kecocokan tersebut dapat ditemukan pada kemiripan garis pantai yang ada di benua Amerika Selatan bagian Timur dengan garis pantai benua Afrika bagian Barat. Kedua garis pantai ini apabila dihimpitkan satu dengan lainnya akan saling berhimpit.

Gambar Ilustrasi Penggabungan Potongan Benua


Persebaran Fosil
Persebaran binatang dan tumbuhan di muka bumi ini sangat tersebar luas. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya fosil-fosil binatang dan tumbuhan, seperti :
  • Fosil Cynognathus, reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun yang lalu, dimana fosilnya ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
  • Fosil Mesosaurus, reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai yang hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu, dimana fosilnya ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.
  • Fosil Lystrosaurus, reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta tahun yang lalu, dimana fosilnya ditemukan di benua benua Afrika, India, dan Antartika.
  • Fosil Clossopteris, tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu, dimana fosilnya ditemukan di benua benua Afrika, Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika.
Ditemukannya berbagai fosil binatang dan tumbuhan dengan kemiripan tertentu di berbagai lokasi di muka bumi ini, menandakan dahulu mereka hidup di satu daratan, yaitu super-kontinen Pangaea.

Kesamaan Jenis Batuan
Jika benua dalam satu waktu bergabung, maka batuan dan pegunungan pada waktu yang sama di lokasi yang berdampingan dan di benua yang berhadapan haruslah cocok. Jalur pegunungan Appalachian yang berada di Timur benua Amerika Utara dengan sebaran berarah Timur Laut secara tiba-tiba menghilang di pantai Newfoundland. Pegunungan yang memiliki umur sama dengan pegunungan Appalachian juga ditemukan di Timur Greenland, Irlandia, Inggris, dan Norwegia. Kedua pegunungan tersebut apabila diletakkan pada lokasi sebelum terjadinya pemisahan / pengapungan, kedua pegunungan ini akan membentuk suatu jalur pegunungan yang menerus. Sehingga, menandakan bahwa dahulu kedua daratan yang terpisah ini adalah satu.

Secara garis besar, teori Apungan Benua (Continental Drift) ini melihat dari unsur-unsur bentuk, struktur, dan umur yang sama atau identik. Namun teori ini masih memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menjelaskan sebab terjadinya benua atau super-kontinen Pangaea pecah, sehingga muncul teori baru Teori Penjalaran Dasar Laut (Sea Floor Spreading).

Senin, 19 Agustus 2013

Program Studi Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari segala aspek tentang fisik dan manusia di permukaan bumi, sehingga di dalamnya terdapat keterkaitan antara Ilmu Sains dan Ilmu Sosial. Dalam lingkup Universitas di Indonesia, Program Studi Geografi dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu Program Studi Geografi yang menghasilkan sarjana Sains atau Sosial dan Program Studi Pendidikan Geografi yang menghasilkan sarjana Pendidikan. Di Indonesia,  banyak sekali Universitas yang membuka Program Studi Pendidikan Geografi, seperti Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk Program Studi Geografi saat ini hanya terdapat 7 Universitas yang membuka Program Studi ini. Berikut ini adalah Universitas-Universitas yang memiliki Program Studi Geografi didalamnya dengan akreditasi A oleh Kemdiknas yang dikutip dari website masing-masing Universitas.

Universitas Gadjah Mada
Geografi dan Ilmu Lingkungan merupakan salah satu Prodi di Fakultas Geografi UGM dan berada di bawah asuhan Jurusan Geografi Lingkungan. Sebelumnya prodi ini merupakan merger dari tiga prodi (Geografi Manusia, Geografi Umum, Geografi Fisik Lingkungan). Berbeda dengan Program Studi Geografi di Universitas lainnya, di Geografi dan Ilmu Lingkungan UGM ini juga dipelajari tentang Ilmu Lingkungan dan Ilmu Lingkungan.

Gambar Gedung Geografi UGM

Kerjasama pendidikan yang dibangun di Prodi Geografi dan Ilmu Lingkungan UGM saat ini selain kerjasama dalam negeri juga sudah sampai pada kerjasama tingkat internasional (ITC Enschede; Cologne University, Jerman; Chiba University, Jepang dan University of Utrecht). Selanjutnya alumni Geografi dan Ilmu Lingkungan tersebar diberbagai instansi antara lain: Badan Pertanahan Nasional (BPN), Dinas Pekerjaan Umum (PU), Badan Koordinasi dan Survai Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Departemen Kehutanan, BAPPEDA, Badan Pusat Statistik (BPS), Depnakertrans, LIPI, BNPB, Dinas Kesehatan, dan Instansi yang lain. Swasta terkait geografi dan ilmu lingkungan adalah PT ENVICOM, PT Waindo Spec Terra, PT EXSA, ER MAPPER, ESRI, dan lain sebagainya.

Universitas Indonesia
Geografi atau Departemen Geografi merupakan salah satu Program Studi di Fakultas MIPA Universitas Indonesia. Departemen Geografi memiliki tiga kelompok bidang peminatan, yaitu Geografi Fisik, Perencanaan Wilayah serta Sistem Informasi Geografi (SIG) dan Penginderaan Jauh (PJ).. Untuk melaksanakan pendidikan, penelitian dan pelayanan.

Gambar Gedung Geografi UI

Departemen Geografi mempunyai 3 Laboratorium dan sarana penunjang lainnya yaitu: 1) Laboratorium SIG dan Penginderaan Jauh, 2) Laboratorium Geografi Fisik, 3) Laboratorium Pengembangan Wilayah. Sarana penunjang yang ada adalah perpustakaan yang memiliki 10.000 buku serta perpustakaan peta yang memiliki koleksi peta-peta topografi dan rupa bumi seluruh Indonesia baik dalam bentuk hard copy maupun digital.

Universitas Negeri Semarang
Program Studi Geografi merupakan salah satu prodi di bawah naungan jurusan geografi FIS UNNES, yang menghasilkan sarjana sain dengan gelar S. Si, Prodi Geografi berdiri pada 20 September 2001 setelah mendapatkan persetujuan perluasan mandat dari DIKTI dengan surat No. 3075/D/T/97, tanggal 2 Desember 1997.

Gambar Gedung Geografi Unnes

Prodi Geografi memfokuskan pada lulusan yang kompeten di bidang geografi khususnya dalam bidang perencanaan wilayah dan informasi geospasial (Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis) yang berbasis konservasi. Keunggulan utama prodi geografi adalah peluang kerja yang besar, karena kebutuhan lapangan kerja lebih besar dari pada lulusan geografi yang dihasilkan.

Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta berdiri pada tahun 1983/1984 dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga ahli dalam bidang Ilmu Geografi yang berbasiskan pendekatan keruangan, lingkungan, dan kompleks wilayah.

Gambar Gedung Geografi UMS

Kompetensi keilmuan Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta telah diakui sebagaimana dapat dilihat pada perkembangan status penyelenggaraan kegiatan akademis. Pada tahun 1993, Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta telah diakui status penyelenggaraan kegiatan akademis dengan status Disamakan. Dengan status ini maka Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta berhak menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan kepercayaan penuh dari perencanaan hingga evaluasi kegiatan belajar mengajar secara mandiri.Pengakuan terhadap kompetensi Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta dibakukan dengan status Terakreditasi mulai Tahun 1998.

Senin, 15 Juli 2013

Kartografi Dasar

Kartografi adalah studi dan praktik membuat peta atau globe. Sejak zaman dahulu kala pemetaan sudah dilakukan untuk memudahkan segala aktivitas manusia, selain itu untuk menyampaikan informasi secara spesial dari pembuat peta kepada pembaca peta. Peta secara tradisional sudah dibuat menggunakan pena dan kertas diperoleh langsung dengan melakukan survey ke lapangan. Akan tetapi dewasa ini , setelah ditemukannya komputer, pembuatan peta tidak dilakukan secara konvensional lagi, komputer sudah merevolusionerkan kartografi. Banyak peta komersial yang bermutu sekarang dibuat dengan perangkat lunak pembuatan peta seperti; CAD, GIS (Sistem Informasi Geografis), dan perangkat lunak ilustrasi peta khusus lainnya. sejalan dengan berkembangnya kartografi, pemataan dibedakan menjadi dua diantaranya pemetaan yang mengasilkan data / peta yang digunakan untuk membuat peta lain yang disebut peta dasar, dan pemetaan dengan tema khusus menggunakan peta dasar sebagai acuannya yang dikenal dengan istilah peta tematik. Peta adalah representasi grafis atau model skala konsep spasial. Ini adalah cara untuk menyampaikan informasi geografis. Peta adalah media universal untuk komunikasi, mudah dimengerti dan dihargai oleh kebanyakan orang, tanpa memandang bahasa atau budaya. 

Peta itu sendiri menurut ICA (1973) adalah suatu representasi / gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. ICA telah menetapkan bahwa kartografi operasinya dimulai dari pengumpulan data, klasifikasi, dan analisa data sampai kepada reproduksi, evaluasi, dan penafsiran dari peta. Oleh karena variasinya sangat kompleks untuk menyajikan aspek keruangan, tidak mudah mendefiniskan peta, sehingga dapat mencakup semua pengertian secara jelas untuk semua konteks.Peta Lama memberikan banyak informasi tentang apa yang dikenal di masa lalu, serta budaya dan filosofi dasar peta, yang sering jauh berbeda dari kartografi modern. Peta adalah salah satu cara dimana para ilmuwan mendistribusikan ide-ide mereka dan meneruskannya kepada generasi mendatang (Merriam 1996).

Peta menjadi semakin akurat dan faktual selama abad ke-17, 18 dan 19 dengan penerapan metode ilmiah. Banyak negara melakukan program pemetaan nasional. Meskipun demikian, sebagian besar dunia ini kurang diketahui sampai meluasnya penggunaan foto udara berikut perang Dunia I. Kartografi Modern didasarkan pada kombinasi pengamatan tanah dan penginderaan jauh. Sehingga dalam pengolahan metode kartografi ini diperlukan pemahaman yang mendasar mengenai ilmu kartografi tersebut. Berikut ini adalah hasil praktikum mata kuliah Kartografi Dasar di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada pada tahun 2013.

Download Laporan Kartografi Dasar disini

Rabu, 08 Mei 2013

Objek Kajian Geografi

Geografi sebagai salah satu disiplin ilmu tentu memiliki objek kajian tersendiri, yaitu berupa obyek matrial dan obyek formal. Obyek material berkaitan dengan substansi materi yang dikaji, sedangkan obyek formal berkaitan dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam menganalisis substansi (obyek material) tersebut.

Objek Material
Objek material yaitu objek yang meliputi letak dan fenomena yang terjadi di geosfer, dimana objek ini merupakan sasaran atau yang dikaji dalam studi geografi. Objek studi geografi tersebut meliputi lapisan-lapisan bumi atau tepatnya fenomena geosfer, diantaranya
  • Atmosfer, yaitu lapisan udara : cuaca dan iklim yang dikaji dalam Klimatologi dan Meteorologi.
  • Lithosfer, yaitu lapisan batu-batuan yang dikaji dalam Geologi, Geomorfologi, Petrografi.
  • Hydrosfer, yaitu lapisan air yang dikaji dalam Hidrologi dan Oceanografi.
  • Biosfer, yaitu lapisan kehidupan: flora dan fauna yang dikaji dalam Biogeografi am Biologi.
  • Anthroposfer, yaitu lapisan manusia.
Objek Formal
Objek formal yaitu merupakan cara pandang dan cara pikir terhadap objek material geografi yang dilihat dari segi keruangan, kelingkungan, dan kompleks wilayah, serta waktu. Kalau objek material geografi bersangkut-paut dengan bahan kajian, maka objek formal geografi bersangkut-paut dengan cara pemecahan masalah. Jadi objek formal adalah metode atau pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah.
  • Aspek Keruangan yaitu mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi nilai suatu tempat. Dimana selanjutnya kita dapat mempelajari tentang letak, jarak, dan keterjangkauan.
  • Aspek Kelingkungan yaitu mempelajari suatu tempat yang berkaitan dengan keadaan tempat tersebut dan komponen-komponennya dalam satu kesatuan wilayah. Komponen-komponen itu terdiri dari komponen tak hidup seperti tanah, air, iklim, dan komponen hidup seperti hewan, tumbuhan serta manusia.
  • Aspek Kewilayahan yaitu mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah serta ciri-ciri khas dari wilayah tersebut. Dengan demikian lalu muncul pewilayahan atau regionalisasi misalnya kawasan gurun, yaitu daerah-daerah yang mempunyai ciri-ciri serupa sebagai gurun.
  • Aspek Waktu yaitu mempelajari perkembangan wilayah berdasarkan periode-periode waktu atau perkembangan dari waktu ke waktu. Misalnya perkembangan kota dari tahun ke tahun, kemunduran garis pantai dari waktu ke waktu dsb.
MANFAATNYA BAGI PEMBANGUNAN
  • Memetakan persebaran fenomena yang terjadi di permukaan bumi sebagai pembelajaran untuk memajukan suatu daerah.
  • Sebagai acuan untuk penentuan lokasi pertanian, industri dan permukiman masyarakat yang aman.
  • Untuk penentuan lokasi trasmigrasi yang lebih baik.
  • Sebagai pengembangan sarana transportasi.
  • Potensi dan pemanfaatan sumber daya.
  • Untuk menyelesaikan masalah sosial dan kemasyarakatan.